Pages

Allah Muhammad

Jumat, 27 Februari 2015

Keutamaan Baca Surat Al-Sajdah dan Al-Insan di Jumat Subuh

Hari istimewa dalam satu pekan adalah hari Jum’at.

Di dalamnya disediakan ampunan dan pahala besar melalui amal shalih dan doa. Setiap langkah kaki ke shalat Jum’at terhitung pahala qiyam dan shiyam selama setahun. Subhanallah, keutamaan ini bisa menyamai amal shalih di lailatul qadar. Kenapa kita tidak semangat meraihnya?

Diriwayatkan dari Salman Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى

"Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyaknya atau mengoleskan minyak wangi yang di rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan khutbah dengan seksama ketika imam berkhutbah, melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dan Jum’at berikutnya."
(HR. Bukhari dalam Shahih-nya, no. 859)

Diriwayatkan dari Aus bin Aus Radliyallah 'Anhu, berkata, "aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا

"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud no. 1077, al-Nasai no. 1364 Ahmad no. 15585)

Keutamaan di hari yang mulia ini bukan hanya pada kegiatan shalat Jum'at-nya saja. Tapi juga pada shalat-shalat lainnya, khususnya shalat Shubuhnya. Yaitu shalat Shubuh di hari Jum'at dengan berjama'ah itu lebih baik daripada shalat yang dikerjakan seorang muslim selama satu pekan.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إن أفضل الصلوات عند الله صلاة الصبح يوم الجمعة في جماعة

"Seutama-utamanya shalat di sisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum'at secara berjamaah." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dan dishahikan Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 1119)

Keistimewaan shalat Shubuh ini karena disunnahkan membaca surat khusus padanya, yaitu surat al-Sajdah dan surat al-Insan. Yaitu membaca surat Al-Sajdah -setelah Al-Fatihah- secara lengkap pada rakaat pertamanya, bukan sebagian ayatnya. Begitu juga pada rakaat kedua, membaca surat Al-Insan secara lengkap, bukan sebagian ayat. Demikianlah cara Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membacanya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا)


"Bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum'at dengan (الم تَنْزِيلُ) [surat al-Sajdah;-pent] pada rakaat pertama. Sedangkan pada rakaat kedua ( هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا ) [surat Al-Insan;-pent]." (HR. Al-Bukhari, no. 851 dan Muslim, no. 880)

Imam al-Nawawi Rahimahullah di Syarh Muslim berkata, “Di dalam hadits ini ada dalil bagi madhab kami dan madhab yang sependapat dengan kami tentang disunnahkannya membaca keduanya di shalat Shubuh hari Jum’at, bahwa tidak dimakruhkan membaca ayat sajdah dan sujud dalam shalat.”

Hikmah di sunnahkannya karena kedua surat tersebut menerangkan tentang kejadian yang awal penciptaan manusia dan kejadian akan datang yang akan dilalui setiap manusia, berupa hari kebangkinan, manusia dikumpulkan di padang mahsyar, dan tempat tinggal terakhir di akhirat. Bukan karena ayat sajdah dan sujud tilawah, seperti yang banyak disangka orang-orang.
Wallahu A’lam.

Sekali Sengaja Meninggalkan Shalat Wajib Dihukum Puluhan Juta Hari di Neraka

1 KALI MENINGGALKAN SHOLAT = 28.800.000 HARI DI NERAKA

Dalam suatu hadits dikatakan: Rasulullah saw bersabda,
"Barang siapa meninggalkan sholat hingga lewat waktunya, lalu ia mengqadhanya, maka ia akan disiksa di neraka selama satu huqub. Satu huqup sama dengan delapan puluh tahun dan satu tahun terdiri dari 360 hari, dan ukuran sehari (di akhirat) adalah seribu tahun (di dunia) (dari hitungan ini satu huqup sama dengan 28.800.000 tahun."
(Majaalisil-abraar).


Dari segi bahasa, huqub artinya waktu yang sangat panjang. Tetapi menurut kebanyakan hadits, huqub artinya masa di atas delapan puluh tahun. Demikian perhitungan yang di tulis dalam Durrul-Mantsur berdasarkan beberapa riwayat. Ali r.a. pernah bertanya kepada Hilal Hijri rah.a., “Berapa lamakah satu huqub itu?”

Hilal Hijri rah.. menjawab, "satu huqub adalah delapan puluh tahun, dan setahun itu dua belas bulan, dan setiap bulannya terdiri dari tiga puluh hari, dan setiap harinya sama dengan seribu tahun."

Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan dengan shahih bahwa satu huqub adalah delapan puluh tahun. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda, “satu huqup adalah delapan puluh tahun, dan satu tahun terdiri dari 360 hari, dan satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun perhitungan di dunia ini.”

Juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Uma r.huma, ia berkata, “Hendaknya seseorang tidak merasa tenang bahwa sengan adanya iman, suatu saat psti keluar dari neraka. Memang, setelh di bakar 28.800.000 tahun ia akan keluar, dengan catatan, tidak ada hal lain yang membuatnya tinggal lebih lama di neraka. Masih banyak lagi tentang riwayat satu huqub tesebut. Mungkin bergantung pada keadaan orangnya, bisa berkurang atau bertambah.”

Dalam Qurratul-’Uyuun, Abu Laits Samarqandi rah.a menyebutkan sebuh hadits Nabi saw. bahwa barang siapa sengaja meninggalkan sholat fardhu, walaupun hanya satu sholat, maka akan tertulis namanya di pintu neraka yang harus ia masuki. Dari Ibnu Abbas r.huma, Rasulullah pernah berdo’a, “Ya Allah, jangan jadikan salah seorang di antara kami termasuk dalam golongan orang-orang yang sengsara dan celaka.”

Lalu beliau bertanya, “Tahukah kamu, siapakah orang yang sengsara dan celaka itu?” Jawab para sahabat r.hum, “Engkau lebih tahu Yaa Rasulullah.” sabda beliau,” orang yang sengsara ialah orang yang meninggalkan sholatnya. Di dalam Islam, mereka tidak akan mendapatkan apa pun.”

Disebutkan dalam hadits yang lain, “Barang siapa meninggalkan sholat tanpa alasan syar’i, maka pada Hari kiamat Allah tidak akan mempedulikannya, bahkan Allah akan menyiksanya dengan adzab yang sangat pedih.”

Hadits lainnya juga menyebutkan.” Ada sepuluh orang yang akan di siksa sangat keras, di antaranya adalah orang yang meninggalkn sholat. Tangan mereka akan di belenggu, mulut mereka dikunci, dan para malaikat terus-menerus memukuli mereka dari depan dan dari belakang. Surga berkata kepada mereka, ‘ Kamu tidak memiliki hubungan apapun denganku.

Aku bukan untuk orang sepertimu dan kamu bukan untukku.’ Jahannam berkata, ‘ Mari, kemari, mendekatlah kepadaku, kamu untukku, dan aku untukmu.’ Dalam hadits lain diriwayatkanbahwa di nerak terdapat suatu lembah yang bernama Lam-lam. Didalamnya ada seekor ular yang sangat besar, sebesar leher unta, dan panjangnya seperti sebulan perjalanan.

Ular itu diciptakan untuk menyiksa orang-orang yang meninggalkan sholat. Hadits lain menyebutkan bahwa di neraka ada sebuah lembah bernama ,Jubbul-Hazan di dalamnya ada rumah-rumah kalajengking. Seekor kalajengking lebih besar daripada keledai. Dan kalajengking itu di ciptakan untuk menyiksa orang-orang yang meninggalkan sholat. Memang, Allah swt. dengan mudah akan mengampuni dosa hamba-nya, tetapi siapakah yang dapat menjamin bahwa Allah swt. akan mengampuni kita??

Di dalam Az-Zawajir, Inbu Hajar rah.a menulis, ” Seorang wanita meninggal dunia, lalu saudara lak-lakinya ikut dalam pengebimiannya. Ketika penguburan, dompetnya terjatuh dan masuk ke dalam liang kubur. Saat itu ia tidak memperhatikannya, tetapij kemudian ia teringat.

Diam-diam, ia pergi ke kubur saudara perempuannya itu untuk mengambil dompetnya. Baru saja kubur itu di buka, terlihat kobaran api memenuhi kubur itu. Lalun ia mengadukan kepada ibunya sambil menangis dan meminta penjelasan mengenai kejadian tersebut, “Mengapa hal itu terjadi?”
Jawab ibunya, “Saudara perempuanmu selalu malas mengerjakan sholat dan selalu mengqadha sholatnya."

sumber:
https://www.facebook.com/AkuRinduRasulullah

4 Hadits Larangan Berjabat Tangan Lawan Jenis

Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (8/457) mengatakan: “Bahwa setiap anak Adam ditakdirkan untuk melakukan perbuatan zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina sesungguhnya, yaitu memasukkan dzakar ke dalam farji. Di antara mereka ada yang zinanya tidak sungguhan, dengan melihat hal-hal yang haram, atau mendengarkan sesuatu yang mengarahkan pada perzinaan dan usaha-usaha untuk mewujudkan zina, atau dengan bersentuhan tangan, atau menyentuh wanita asing dengan tangannya, atau menciumnya…”

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَزِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka.” (QS. Al-Nuur: 30-31)



Larangan lainnya, dirinya tidak boleh bersalaman, cium tangan, dan mencium pipi ‘bibi’nya. Saat bertemu atau bertamu ke rumahnya, cukup baginya untuk mengucapkan salam.

Larangan bersalaman dengan istri paman ini didasarkan kepada beberapa dalil. Salah satunya, yang berikut ini:

1. Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menegaskan :

إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبَهُ مِنَ الزَّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زَنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذَنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zananya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.”

Sedangkan pada (16/316), An-Nawawi menjelaskan: “Hadits ini menerangkan bahwa haramnya memegang dan menyentuh selain mahram karena hal itu adalah pengantar untuk melakukan zina kemaluan”.

Ibn Hibban memasukkan hadis ini dalam kitab Shahih-nya. Beliau meletakkan hadits ini di bawah judul: “Bab Penggunaan istilah zina untuk tangan yang menyentuh sesuatu yang tidak halal.” (Shahih Ibn Hibban, 10/269).

Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Hibban memberikan judul: “Bab, digunakan istilah zina untuk anggota badan yang melakukan suatu perbuatan yang merupakan cabang dari perzinaan.” (Shahih Ibn Hibban, 10/367).

Penamaan judul Bab dalam kitab shahihnya (yang dilakukan Ibn Hibban) di sini menunjukkan bahwa beliau memahami bahwa kasus pelanggaran yang dilakukan anggota tubuh yang mengantarkan zina adalah bentuk perbuatan zina. Karena penamaan judul bab para penulis hadis adalah pernyataan pendapat beliau.

Al Jash-shas mengatakan: “Digunakan istilah zina untuk kasus ini dalam bentuk majaz (bukan zina sesungguhnya dengan kemaluan, -pen).” (Ahkam Al-Qur’an, 3/96).

Kesimpulannya, istilah zina bisa digunakan untuk semua anggota badan yang melakukan pelanggaran, karena perbuatan tersebut merupakan pengantar terjadinya perzinaan. Sedangkan zina yang hakiki adalah zina kemaluan.

2. Hadits Ma’qil bin Yasar radhyiallahu ‘anhu :

لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).

Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram adalah dosa besar (Nashihati lin-Nisa' hal.123).

Berkata Asy-Syinqithy dalam Adwa` Al-Bayan (6/603): “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”.

Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makky Al-Haitami (Az-Zawajir 2/4) bahwa: “dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”.

3. Hadits Amimah bintu Raqiqoh radhiyallahu ‘anha, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ

"Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik 1775, Ahmad 6/357, Ibnu Majah 2874, An-Nasa'i 7/149, dan lainnya).

Hadits ini dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Fathul Bari 12/204, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 529 dan Syeikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fii Ash-Shahihain).

Berkata Ibnu ‘Abdil Barr dalam At-Tamhid (12/243): "Dalam sabda beliau 'aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita' ada dalil tentang tidak bolehnya seorang lelaki bersentuhan dengan perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahramnya-pent.) dan menyentuh tangannya dan berjabat tangan dengannya.”


4. Hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam riwayat Shahihain, beliau berkata:

وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَدَ امْرَأَةٍ قَطٌّ فِي الْمُبَايَعَةِ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالْكَلاَمِ

“Demi Allah tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyentuh tangan wanita dalam berbai’at, beliau hanya membai’at mereka dengan ucapan".

Berkata Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (13/16): “Dalam hadits ini menjelaskan bahwa bai’at wanita dengan ucapan, bukan dengan menyentuh tangan”.

Berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (4/60): “Hadits ini sebagai dalil bahwa bai’at wanita dengan ucapan tanpa dengan menyentuh tangan.”

Jadi bai’at terhadap wanita dilakukan dengan ucapan tidak dengan menyentuh tangan. Adapun asal dalam berbai’at adalah dengan cara menyentuh tangan sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membai’at para shahabatnya dengan cara menyentuh tangannya. Hal ini menunjukkan haramnya menyentuh/berjabat tangan kepada selain mahram dalam berbai’at, apalagi bila hal itu dilakukan bukan dengan alasan bai’at tentu dosanya lebih besar lagi.

Wallahu A’lam....

Jauhi 5 Perkara ini Agar Hati Menjadi Lembut

Jika hati lembut, perasa, dan sensitif, mata akan mudah menangis, dan sebaliknya, kalau hati keras, ia akan mudah marah, sulit mengontrol ucapan dan perbuatan.

Rasulullah SAW selalu berlindung dari hati yang keras dan tidak khusyuk.
Nabi SAW bersabda,
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan."
(HR. Muslim).

Di dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman,

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

Artinya:
"Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun."
(QS. Az-Zumar: 23).
Penjelasan ayat:
[1312] Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.

Untuk itu, agar hati kita mudah menerima kebenaran, lembut, peka, sensitif, khusyuk, dan mudah meneteskan air mata karena takut dan rindu kepada Allah SWT, maka hindarilah lima perkara di bawah ini.



Jauhi 5 Perkara ini Agar Hati Menjadi Lembut

1. Banyak tertawa.

Selain banyak tertawa, terbawa arus yang berlebihan pun bisa menyebabkan kerasnya hati kita. Memang tertawa ini bukanlah hal yang dilarang. Rasulullah SAW sendiri pun pernah tertawa, namun hal itu dilakukan dengan sewajarnya saja.

2. Banyak bicara.

Kita diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk bicara yang baik. Jika tidak bisa, maka lebih baik diam, sebab keimanan seseorang terkait erat dengan sejauh mana seseorang menjaga lisannya. Banyak bicara akan membebalkan hati karena semakin banyak bicara, kemungkinan akan semakin banyak salah.

3. Banyak makan.

Ketika seseorang banyak makan, otomatis ia menuruti syahwat perutnya. Sebaliknya, sedikit makan dapat melembutkan hati, menguatkan daya pikir, membuka diri, serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah.

4. Teman buruk.

Sebagian ulama salaf berkata,
"Kerasnya hati karena 4 hal yaitu melampaui batas akan makan, tidur, bicara dan pergaulan.

5. Menumpuk dosa.

Baik dosa besar maupun kecil, keduanya berpengaruh negatif kepada hati.

Allah SWT berfirman,
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutupi hati mereka."
(QS. Al Muthoffifin: 14).

15 Ciri-Ciri Wanita Ahli Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari saja yang akan menjadi penduduk surga? Lalu bagaimana dengan istri-istri kaum mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum mukminin yang beriman kepada Allah SWT dan RasulNya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama debgan yang diperoleh penduduk surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalan selama hidup di dunia.
Pastinya setiap wanita muslimah ingin menjadi ahli surga.
Pada dasarnya wanita ahli surga adalah wanita yang taat kepada Allah SWT dan RasulNya, seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki.

Diantara ciri-ciri wanita ahli surga adalah sebagai berikut.

15 Ciri-Ciri Wanita Ahli Surga:


1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari kiamat dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tidak ada sesuatu yang patut disembah kecuali Allah SWT, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan naik haji apabila mampu.

4. Ihsan.
Yaitu beribadah kepada Allah SWT seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak melihat dia, dia mengetahui bahwa Allah melihat dia.

5. Ikhlas.
Ikhlas beribadah semata-mata karena Allah, tawakal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut kepada azab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepadaNya, bersabar atas segala takdir-takdir Allah sertan mensyukuri kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Suka membaca Al Qur'an dan berusaha untuk memahaminya, berzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa semata-mata kepada Allah SWT.

7. Menghidupkan amar ma'ruf dan nahi munkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin dan seluruh makhluk, termasuk kepada hewan dan tumbuhan.

9. Menyambung tali persaudaraan.
Terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya dan memaafkan orang yang menzaliminya.

10. Berinfak.
Baik pada waktu lapang maupun dalam waktu sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil.
Adil dalam segala hal bahkan terhadap seluruh makhluk.

12. Menjaga lisan.
Menjaga lisannya dari perkataan dusta, bersaksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain atau ghibah.

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada orang tua.

15. Menyambung silaturrahmi dengan teman, kerabatnya yang dekat atau yang jauh.

Ciri-ciri tersebut di atas bukan merupakan suatu batasn, akan tetapi ciri-ciri wanita ahli surga semuanya masuk dalam kerangka taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan sebagainya seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an Surat An-Nisaa' ayat 13.

Allah SWT berfirman,

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya:
"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar."
(QS. An-Nisaa': 13).

Wallahu A'lam...

sumber: kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423 

Kisah Lengkap Ashabul Kahfi

Kisah ashabul kahfi merupakan cerita 7 pemuda yang menjadi salah satu bukti kebenaran yang diabadikan di dalam al quran.

Kalau dipikir dengan logika maka kisah dan cerita tentang ashabul kahfi termasuk sebuah kejadian luar biasa, fenomenal dan sangat menakjubkan. Manusia manapun tak akan bisa menjelaskan dan tak akan sanggup menerima jika ada orang yang bisa memiliki usia hingga ratusan tahun lamanya. Namun bagi orang yang beriman kepada Allah SWT dan meyakini bahwa tak ada yang tak mungkin jika Allah telah berkehendak maka orang orang yang demikian akan sampai pada pemahaman spiritual yang semakin mendekatkan dirinya pada Sang pencipta.
Kisah ashabul kahfi bukanlah lelucon,dongeng atau hanya sebuah rekayasa fiktif manusia. Secara historis kejadian tersebut punya hubungan erat dengan kegelisahan Rosullullloh Saw saat ditanya oleh beberapa orang Yahudi untuk membuktikannya bahwa Beliau memang seorang Nabi Utusan Allah. Orang orang Yahudi ini bertanya, wahai Muhammad, tolong ceritakan kepada kami tentang kisah 7 pemuda yang rela mengasingkan diri untuk mempertahankan keyakinannya kepada Allah SWT, jika engkau saanggup menceritakan dengan benar maka kami juga akan mengikuti ajaranmu dan menjadi bagian dari Islam.

Lalu Nabi Muhammad Saw memohon pertolongan pada Allah SWT dan selang beberapa waktu kemudian beliau mendapat wahyu yang berisi penjelasan tentang kisah ashabul kahfi atau cerita tentang 7 pemuda yang ditanyakan oleh orang yahudi tersebut. Penjelasan mengenai kisah ashabul kahfi ini dimuat dalam beberapa ayat dari surat al kahfi pada kitab suci al quran. Sesuai dengan kandungan al quran, kronologi dari kisah ashabul kahfi adalah sebagai berikut :

Pada zaman dulu hiduplah seorang raja yang bernama Dikyanus, dia termasuk kejam dan sewenang wenang dalam memimpin rakyatnya. Kekejaman raja yanhg super otoriter ini memberlakukan aturan yang tak boleh dilanggar oleh rakyatnya. Siapapun yang menentang keinginan raja maka sama saja ingin mengakhiri hidupnya lebih awal. Salah satu aturan yang tak bisa diterima oleh rakyat adalah pemaksaan kehendak untuk menyembah Tuhan selain kehendak raja. Semua rakyat diwajibkan menyembah raja dan tak ada satupun rakyat yang diperbolehkan menyembah selain raja brengsek tersebut.
Karena ketakutan, sebagian besar rakyat di negeri itu tunduk dengan aturan kejam sang raja. Tapi meskipun demikian, ada sekelompok pemuda yang tidak mau mematuhi keinginan raja, mereka secara sembunyi sembunyi tetap mempertahankan keinginan untuk menyembah dan mengakui bahwa hanya ada satu Tuhan yang pantas disembah dan dimintai pertolongan. Dialah Allah SWT Sang Penguasa alam beserta isinya yang kekal abadi dan tak akan pernah kekurangan, tempat kita meminta pertolongan dalam suka maupun duka.

Keyakinan 7 pemuda ini kemudian diketahui oleh mata mata raja yang suka menjilat dan mencari muka dihadapan raja, kontan saja raja dikyanus marah besar. Raja lalu meminta para pembantunya untuk segera menyeret pemuda tersebut kehadapan raja. Sesampainya dihadapan raajaa, ketujuh pemuda ini ditawari berbagai hal yang menggiurkan seperti jabatan tinggi, kekuasaan meilmpah dan wanita tercantik di negeri itu asal ketujuh pemuda mau melepas keyakinan dan hanya menyembah raja dikyanus. Mereka bukanlah pemuda dengan iman kerupuk yang mudah rusak, merekaa juga orang orang yang mencintai jabatan, ataupun orang yang suka mengumbar nafsu syahwat kepada wanita. Tawaran raja ditolak dengan tegas dan mereka lebih memilih Allah SWT sebagai Tuhan sepanjang hidupnya.







Jawaban para pemuda semakin membuat raja berang dan kehilangan kendali. Dia mengancam akan menghukum mati para pemuda jika dalam beberapa hari tak mau merubah keyakinannya dengan segera. Pemuda tidak takut dengan ancaman tersebut dan telah bertekad untuk mempertahankan iman hingga tetes darah penghabisan. Bagi mereka lebih baik mati menggenggam iman daripada mengikuti ajakan raja untuk menyekutukan Allah SWT. Ketujuh pemuda ini kemudain membuat kesepapakatan untuk bersembunyi ke sebuah tempat. Berangkatlah mereka bertuju dengan ditemani seekor anjing sebagai penunjuk jalan.

Ketujuh pemuda ini akhirnya sampai di sebuah gua dan untuk bersembunyi disana. Karena kelelahan, ketujuh pemuda ini tertidur sementara anjingnya berada di sekitar pintu gua.Keesokan harinya raja meminta agar segera membawa para pemuda untuk dihukum mati, tapi langkah raja kejam ini membuahkan kegagalan, sebab para pemuda telah pergi dan sangat susah dicari. Seluruh rakyat pun dikerahkan untuk mencari para pemuda yang dianggap membangkang, siapapun yang mampu menemukan dan membawa mereka maka raja telah menyediakan hadiah dan kenaikan pangkat bagi para pembantu setianya.





Pencarian pun dimulai, ada sekelompok punggawa kerajaan yang akhirnya menemukan sebuah gua di tengah hutan. Tapi karena gua ini dianggap sangat angker, mereka takut untuk memasukinya. Demi menyenangkan hati sang raja, para punggawa kerajaan ini melaporkan jika mereka telah menyusuri semua tempat di negeri ini dan telah menutup sebuah gua dengan tujuan bila para pemuda ini berada di dalam maka mereka akan mati kelaparan dan tak akan bisa keluar. Itulah batas logika manusia yang merasa telah punya kekuasaan dan merasa paling hebat dibandingkan dengan yang lain, padahal kita semua mengerti jika ada sebuah kekuatan yang tak mungkin bisa ditaklukkan oleh daya pikir manusia. Dialah Allah SWT yang tak akan membiarkan orang orang membuat kerusakan dan penderitaan pada hamba hamba terkasihNya.

Waktu terus berlalu, zaman pun telah berganti dari beberapa generasi. Kini kerajaan yang dulu dipimpin oleh raja kejam plus musyrik telah berubah menjadi sebuah negeri yang maju dan punya kebebasan dalam menjalankan keyakinan agamanya masing masing. Sementara itu para pemuda yang tertidur di gua terbangun karena perut terasa lapar, mereka saling bertanya tentang berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Salah satu sahabatnya mengatakan jika mereka mungkin tertidur setengah jam, satu lagi berkata jika dia tertidur satu jam,intinya mereka tidak mengerti secara tepat berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Lalu salah satu dari mereka diminta untuk pergi ke pasar mencari makanan. Dengan langkah hati hati mereka menyusuri jalan sambil memperhatikan lingkungan sekitarnya. Dia masih takut jangan jangan ada mata mata dari raja dikyanus.

Sampai juga pemuda yang mulia ini di pasar, ia menemui salah satu penjual yang menjajakan makanan. Namun penjual keheranan dengan uang yang digunakan oleh pemuda ini, ia memandangi pemuda dan memanggil pengawas pasar yang sangat bijak. Pengawas pasar kemudian membawa pemuda ini kehadapan baginda raja yang sholeh. Betapa terkejutnya raja saat pemuda ini menceritakan siapa dia sebenarnya, raja memeluk pemuda dengan kucuran air mata yang begitu banyaknya. Raja yang sholeh ini kemudian menjelaskan kepada pemuda itu bahwa raja kejam dikyanus telah mati 309 tahun yang lalu.

Seketika suasana istana menjadi sangat hening dan terharu oleh kehadiran pemuda yang luar biasa. Tanpa diminta raja lalu mengajak semua orang yang hadir untuk menjemput teman para pemuda yang masih di dalam gua untuk dibawa ke istana. Dihadapan banyak orang, pemuda ini mengatakan agar kita selalu beriman kepada Allah SWT, jangan pernah tunduk kepada siapapun yang mengajak pada jalan kesesatan dan kemusryikan. Meski raja telah meminta berkali kali agar para pemuda ini tetap tinggal di istana, tapi pemuda menolak dan tetap memilih untuk kembali ke gua lagi. Beberapa waktu kemudian Allah mengambil ruh mereka dan kembali kepadaNya untuk selama lamanya.

Sumber dari Al Qur'an:

Surat Al Kahfi adalah surat yang ke 18 dalam Al Qur'an.
Kisah Ashabul Kahfi. Kisah ini diawali dari ayat ke-9 sampai ayat ke 26. Yaitu kisah sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. Mereka bertekad hijrah untuk mempertahankan agama. Ini dilakukan setelah mereka mendakwahi kaumnya lalu mendapatkan penolakan, tekanan, dan intimidasi.

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا (٩)
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (١٠)
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا (١١)
ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (١٢)
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (١٣)
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (١٤)
هَؤُلاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (١٥)
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا (١٦)
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (١٧)
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (١٨)
وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (١٩)
إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا (٢٠)
وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا (٢١)
سَيَقُولُونَ ثَلاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلا قَلِيلٌ فَلا تُمَارِ فِيهِمْ إِلا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا (٢٢)
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (٢٣)
إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (٢٤)
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (٢٥)
قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (٢٦)

Artinya:
9. atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim[872] itu, mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu[873],
12. kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu[874]] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).
13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
14. dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri[875], lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".
15. kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
16. dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu[876].
17. dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
18. dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
19. dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya".
21. dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka[877], orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya Kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya".
22. nanti (ada orang yang akan) mengatakan[878] (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
23. dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"[879]. dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
25. dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan Alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".

Penjelasan:
[872] Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat.
[873] Maksudnya: Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (Lihat ayat 25) sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apapun.
[874] Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
[875] Maksudnya: berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.
[876] Perkataan ini terjadi antara mereka sendiri yang timbulnya karena ilham dari Allah.
[877] Yang mereka perselisihkan itu tentang hari kiamat: Apakah itu akan terjadi atau tidak dan Apakah pembangkitan pada hari kiamat dengan jasad atau roh ataukah dengan roh saja. Maka Allah mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan bahwa hari kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan jiwa.
[878] Yang dimaksud dengan orang yang akan mengatakan ini ialah orang-orang ahli kitab dan lain-lainnya pada zaman Nabi Muhammad s.a.w.
[879] Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.

Sabtu, 14 Februari 2015

InVirCoM

Assalamu'alaikum..heii guyss ;)) kalian siswa SD,SMP, ataukah SMA ??? emm guys...Ujian Nasional udah deket nihh.. pastinya buat kalian yang ingin hasilnya memuaskan butuh banget tuh yang namanya belajar, berdoa dan berusaha..Apalagi yang namanya latihan - latihan soal... tambah butuh banget ituu :D tapi tenang aja guys ;)) aku punya solusinya.. aku punya nihh latihan - latihan soal buat kaliann..INVIRR namanya.. dijamin membantu sekali buat kalian.. caranya gampang banget kok guyss tinggal klik aja link dibawah ini.. trus kalian tinggal kerjain soal yg kalian mau.. dah selesai gitu doangg ..

nih guys linknya ..selamat mencoba yaaa :))

http://www.invir.com/