Kisah ashabul kahfi merupakan cerita 7 pemuda yang menjadi salah satu bukti kebenaran yang diabadikan di dalam al quran.
Kalau dipikir dengan logika maka kisah dan cerita tentang ashabul kahfi
termasuk sebuah kejadian luar biasa, fenomenal dan sangat menakjubkan.
Manusia manapun tak akan bisa menjelaskan dan tak akan sanggup menerima
jika ada orang yang bisa memiliki usia hingga ratusan tahun lamanya.
Namun bagi orang yang beriman kepada Allah SWT dan meyakini bahwa tak
ada yang tak mungkin jika Allah telah berkehendak maka orang orang yang
demikian akan sampai pada pemahaman spiritual yang semakin mendekatkan
dirinya pada Sang pencipta.
Kisah ashabul kahfi bukanlah lelucon,dongeng atau hanya sebuah rekayasa
fiktif manusia. Secara historis kejadian tersebut punya hubungan erat
dengan kegelisahan Rosullullloh Saw saat ditanya oleh beberapa orang
Yahudi untuk membuktikannya bahwa Beliau memang seorang Nabi Utusan
Allah. Orang orang Yahudi ini bertanya, wahai Muhammad, tolong ceritakan
kepada kami tentang kisah 7 pemuda yang rela mengasingkan diri untuk
mempertahankan keyakinannya kepada Allah SWT, jika engkau saanggup
menceritakan dengan benar maka kami juga akan mengikuti ajaranmu dan
menjadi bagian dari Islam.
Lalu Nabi Muhammad Saw memohon pertolongan pada Allah SWT dan selang
beberapa waktu kemudian beliau mendapat wahyu yang berisi penjelasan
tentang kisah ashabul kahfi atau cerita tentang 7 pemuda yang ditanyakan
oleh orang yahudi tersebut. Penjelasan mengenai kisah ashabul kahfi ini
dimuat dalam beberapa ayat dari surat al kahfi pada kitab suci al
quran. Sesuai dengan kandungan al quran, kronologi dari kisah ashabul
kahfi adalah sebagai berikut :
Pada zaman dulu hiduplah seorang raja yang bernama Dikyanus, dia
termasuk kejam dan sewenang wenang dalam memimpin rakyatnya. Kekejaman
raja yanhg super otoriter ini memberlakukan aturan yang tak boleh
dilanggar oleh rakyatnya. Siapapun yang menentang keinginan raja maka
sama saja ingin mengakhiri hidupnya lebih awal. Salah satu aturan yang
tak bisa diterima oleh rakyat adalah pemaksaan kehendak untuk menyembah
Tuhan selain kehendak raja. Semua rakyat diwajibkan menyembah raja dan
tak ada satupun rakyat yang diperbolehkan menyembah selain raja brengsek
tersebut.
Karena ketakutan, sebagian besar rakyat di negeri itu tunduk dengan
aturan kejam sang raja. Tapi meskipun demikian, ada sekelompok pemuda
yang tidak mau mematuhi keinginan raja, mereka secara sembunyi sembunyi
tetap mempertahankan keinginan untuk menyembah dan mengakui bahwa hanya
ada satu Tuhan yang pantas disembah dan dimintai pertolongan. Dialah
Allah SWT Sang Penguasa alam beserta isinya yang kekal abadi dan tak
akan pernah kekurangan, tempat kita meminta pertolongan dalam suka
maupun duka.
Keyakinan 7 pemuda ini kemudian diketahui oleh mata mata raja yang suka
menjilat dan mencari muka dihadapan raja, kontan saja raja dikyanus
marah besar. Raja lalu meminta para pembantunya untuk segera menyeret
pemuda tersebut kehadapan raja. Sesampainya dihadapan raajaa, ketujuh
pemuda ini ditawari berbagai hal yang menggiurkan seperti jabatan
tinggi, kekuasaan meilmpah dan wanita tercantik di negeri itu asal
ketujuh pemuda mau melepas keyakinan dan hanya menyembah raja dikyanus.
Mereka bukanlah pemuda dengan iman kerupuk yang mudah rusak, merekaa
juga orang orang yang mencintai jabatan, ataupun orang yang suka
mengumbar nafsu syahwat kepada wanita. Tawaran raja ditolak dengan tegas
dan mereka lebih memilih Allah SWT sebagai Tuhan sepanjang hidupnya.

Jawaban para pemuda semakin membuat raja berang dan kehilangan kendali.
Dia mengancam akan menghukum mati para pemuda jika dalam beberapa hari
tak mau merubah keyakinannya dengan segera. Pemuda tidak takut dengan
ancaman tersebut dan telah bertekad untuk mempertahankan iman hingga
tetes darah penghabisan. Bagi mereka lebih baik mati menggenggam iman
daripada mengikuti ajakan raja untuk menyekutukan Allah SWT. Ketujuh
pemuda ini kemudain membuat kesepapakatan untuk bersembunyi ke sebuah
tempat. Berangkatlah mereka bertuju dengan ditemani seekor anjing
sebagai penunjuk jalan.
Ketujuh pemuda ini akhirnya sampai di sebuah gua dan untuk bersembunyi
disana. Karena kelelahan, ketujuh pemuda ini tertidur sementara
anjingnya berada di sekitar pintu gua.Keesokan harinya raja meminta agar
segera membawa para pemuda untuk dihukum mati, tapi langkah raja kejam
ini membuahkan kegagalan, sebab para pemuda telah pergi dan sangat susah
dicari. Seluruh rakyat pun dikerahkan untuk mencari para pemuda yang
dianggap membangkang, siapapun yang mampu menemukan dan membawa mereka
maka raja telah menyediakan hadiah dan kenaikan pangkat bagi para
pembantu setianya.
Pencarian pun dimulai, ada sekelompok punggawa kerajaan yang akhirnya
menemukan sebuah gua di tengah hutan. Tapi karena gua ini dianggap
sangat angker, mereka takut untuk memasukinya. Demi menyenangkan hati
sang raja, para punggawa kerajaan ini melaporkan jika mereka telah
menyusuri semua tempat di negeri ini dan telah menutup sebuah gua dengan
tujuan bila para pemuda ini berada di dalam maka mereka akan mati
kelaparan dan tak akan bisa keluar. Itulah batas logika manusia yang
merasa telah punya kekuasaan dan merasa paling hebat dibandingkan dengan
yang lain, padahal kita semua mengerti jika ada sebuah kekuatan yang
tak mungkin bisa ditaklukkan oleh daya pikir manusia. Dialah Allah SWT
yang tak akan membiarkan orang orang membuat kerusakan dan penderitaan
pada hamba hamba terkasihNya.
Waktu terus berlalu, zaman pun telah berganti dari beberapa generasi.
Kini kerajaan yang dulu dipimpin oleh raja kejam plus musyrik telah
berubah menjadi sebuah negeri yang maju dan punya kebebasan dalam
menjalankan keyakinan agamanya masing masing. Sementara itu para pemuda
yang tertidur di gua terbangun karena perut terasa lapar, mereka saling
bertanya tentang berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Salah satu
sahabatnya mengatakan jika mereka mungkin tertidur setengah jam, satu
lagi berkata jika dia tertidur satu jam,intinya mereka tidak mengerti
secara tepat berapa lama mereka tertidur di dalam gua. Lalu salah satu
dari mereka diminta untuk pergi ke pasar mencari makanan. Dengan langkah
hati hati mereka menyusuri jalan sambil memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Dia masih takut jangan jangan ada mata mata dari raja
dikyanus.
Sampai juga pemuda yang mulia ini di pasar, ia menemui salah satu
penjual yang menjajakan makanan. Namun penjual keheranan dengan uang
yang digunakan oleh pemuda ini, ia memandangi pemuda dan memanggil
pengawas pasar yang sangat bijak. Pengawas pasar kemudian membawa pemuda
ini kehadapan baginda raja yang sholeh. Betapa terkejutnya raja saat
pemuda ini menceritakan siapa dia sebenarnya, raja memeluk pemuda dengan
kucuran air mata yang begitu banyaknya. Raja yang sholeh ini kemudian
menjelaskan kepada pemuda itu bahwa raja kejam dikyanus telah mati 309
tahun yang lalu.
Seketika suasana istana menjadi sangat hening dan terharu oleh kehadiran
pemuda yang luar biasa. Tanpa diminta raja lalu mengajak semua orang
yang hadir untuk menjemput teman para pemuda yang masih di dalam gua
untuk dibawa ke istana. Dihadapan banyak orang, pemuda ini mengatakan
agar kita selalu beriman kepada Allah SWT, jangan pernah tunduk kepada
siapapun yang mengajak pada jalan kesesatan dan kemusryikan. Meski raja
telah meminta berkali kali agar para pemuda ini tetap tinggal di istana,
tapi pemuda menolak dan tetap memilih untuk kembali ke gua lagi.
Beberapa waktu kemudian Allah mengambil ruh mereka dan kembali kepadaNya
untuk selama lamanya.
Sumber dari Al Qur'an:
Surat Al Kahfi adalah surat yang ke 18 dalam Al Qur'an.
Kisah Ashabul Kahfi. Kisah ini diawali dari ayat ke-9 sampai ayat ke 26.
Yaitu kisah sekumpulan pemuda muslim yang hidup di negeri kafir. Mereka
bertekad hijrah untuk mempertahankan agama. Ini dilakukan setelah
mereka mendakwahi kaumnya lalu mendapatkan penolakan, tekanan, dan
intimidasi.
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا (٩)
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (١٠)
فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا (١١)
ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (١٢)
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (١٣)
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ
قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (١٤)
هَؤُلاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلا يَأْتُونَ
عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى
اللَّهِ كَذِبًا (١٥)
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى
الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ
مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا (١٦)
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ
الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي
فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ
الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (١٧)
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ
الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ
بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا
وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (١٨)
وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ
مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ
بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى
طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ
بِكُمْ أَحَدًا (١٩)
إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا (٢٠)
وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ
حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ
أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا رَبُّهُمْ أَعْلَمُ
بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ
عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا (٢١)
سَيَقُولُونَ ثَلاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ
سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ
وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا
يَعْلَمُهُمْ إِلا قَلِيلٌ فَلا تُمَارِ فِيهِمْ إِلا مِرَاءً ظَاهِرًا
وَلا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا (٢٢)
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (٢٣)
إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (٢٤)
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (٢٥)
قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا
يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (٢٦)
Artinya:
9. atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang
mempunyai) raqim[872] itu, mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami
yang mengherankan?
10. (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke
dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat
kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang
Lurus dalam urusan Kami (ini)."
11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu[873],
12. kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di
antara kedua golongan itu[874]] yang lebih tepat dalam menghitung berapa
lama mereka tinggal (dalam gua itu).
13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
14. dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri[875], lalu
mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi;
Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau
demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".
15. kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk
disembah). mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang
(tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim daripada
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
16. dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah
selain Allah, Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya
Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan
sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu[876].
17. dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua
mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke
sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu.
itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan
Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan
seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
18. dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami
balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu
menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan
terhadap mereka.
19. dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di
antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah
berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada
(disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka
suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih
baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia
Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seorangpun.
20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka
akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama
mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama
lamanya".
21. dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar
manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa
kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. ketika orang-orang
itu berselisih tentang urusan mereka[877], orang-orang itu berkata:
"Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih
mengetahui tentang mereka". orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka
berkata: "Sesungguhnya Kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di
atasnya".
22. nanti (ada orang yang akan) mengatakan[878] (jumlah mereka) adalah
tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan:
"(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya",
sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi)
mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah
anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". karena itu
janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka
(pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
23. dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"[879]. dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
25. dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal
(di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di
bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan Alangkah tajam
pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari
pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam
menetapkan keputusan".
Penjelasan:
[872] Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat.
[873] Maksudnya: Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam
gua itu (Lihat ayat 25) sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh
suara apapun.
[874] Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
[875] Maksudnya: berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.
[876] Perkataan ini terjadi antara mereka sendiri yang timbulnya karena ilham dari Allah.
[877] Yang mereka perselisihkan itu tentang hari kiamat: Apakah itu akan
terjadi atau tidak dan Apakah pembangkitan pada hari kiamat dengan
jasad atau roh ataukah dengan roh saja. Maka Allah mempertemukan mereka
dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan bahwa hari
kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh dan
jiwa.
[878] Yang dimaksud dengan orang yang akan mengatakan ini ialah
orang-orang ahli kitab dan lain-lainnya pada zaman Nabi Muhammad s.a.w.
[879] Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi
Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan
kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku
agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya
jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu
terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak
dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran
kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya
Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.